Festival
Cherry Blossom biasa di sebut Jinhae Gunhangje ditempat itu ada lokasi
yang sangat romantis yaitu Yeojwacheon biasanya digunakan sebagai
lokasi pengambilan gambar film drama di musim semi. Banyak orang yang
mengatakan Yeojwacheon adalah jembatan asmara karena selang beberapa
meter menyusuri jalan berbunga tersebut kita dapat bertemu jembatan yang
mengubungi jalan yang hanya terpisah oleh aliran sungai kecil.
Ditempat inilah banyak pasangan muda mudi menghabiskan waktu sambil
menikmati suasana musim semi.
Di Yeojwacheon terdapat 1000 pohon sakura yang tumbuh di kiri kanan aliran sungai kecil. Kira-kira bisa mencapai panjang 1,5 km bunga sakura yang tersebar, sungguh indah dipandang. Berada di Yeojwacheon serasa di dalam mimpi, sungguh saya tak henti-hentinya berdecak kagum, belum lagi saat saya mengunjungi stasiun Jinhae yang jaraknya kira-kira 20 menit dari Yeojwacheon.
Di Yeojwacheon terdapat 1000 pohon sakura yang tumbuh di kiri kanan aliran sungai kecil. Kira-kira bisa mencapai panjang 1,5 km bunga sakura yang tersebar, sungguh indah dipandang. Berada di Yeojwacheon serasa di dalam mimpi, sungguh saya tak henti-hentinya berdecak kagum, belum lagi saat saya mengunjungi stasiun Jinhae yang jaraknya kira-kira 20 menit dari Yeojwacheon.
Di
stasiun Jinhae biasa orang menyebut terowongan Cherry, karena
kira-kira 800 meter berjejer bunga sakura dikiri dan kanan rel sebelum
memasuki stasiun Jinhae. Ditempat ini banyak wisatawan yang berkunjung
untuk dapat menikmati sebuah stasiun tempo dulu yang manawarkan
keindahan karena adanya trowongan bunga sakura.
Didekat
stasiun ada sebuah pangkalan angkatan laut jika kita beruntung melihat
mereka melakukan latihan.Dari stasiun Jinhae kita juga bisa berkunjung
ke Jehwangsan dan dapat naik monorel yang panjangnya kira-kira 90 meter
menuju ke atas menara. Selama melintas menuju monorel kita akan disuguhi
para penjual makanan ditenda-tenda dipingir jalan. Biasanya saya akan membeli odeng atau topoki jika di Indonesia ini berupa makanan kecil seperi siomay.
Menaiki monorel
dengan membeli tiket sebesar 6000 won atau jika kita tidak capek kita
juga bisa naik tangga manual heheheheeh. Tangga di Jehwangsan berjumlah
365, yang dimaksud bahwa satu tangga adalah satu hari dan rasanya naik
tangga di Jehwangsan itu serasa 1 tahun karena jumlah tangga 365. Capek
juga ya kalau harus naik tangga sejumlah 365 anak tangga, bisa-bisa
pulang dari situ kaki pegel-pegel hehehehehe.
Di
kiri dan kanan tangga tersebut kita juga akan melihat bunga sakura yang
berbunga di kala musim semi seperti ini. Sesampai di puncak tangga maka
kita akan melihat pemandangan kota Jinhae yang ditumbuhi oleh
bunga-bunga sakura. Sudah sampai dipuncak rasanya gak mau turun lagi
karena sungguh pemandangan yang indah bisa juga memandang bukit dan
sungai yang mengalir.
Di
menara Jehwangsan yang tinginya sekitar 28 meter adalah menara yang
mirip pagoda dengan 9 tingkat. Menara ini dibangun pada tahun 1967
bernama museum Jinhae di Jinhaetap. Didalam museum banyak sekali
terdapat tembikar dan kramik dan peralatan pertaniah jaman dahulu yang
masih tersimpan rapih di dalam museum.
Berkunjung
ke tempat wisata seperti ini mengingatkan saya akan Indonesia negara
yang kaya dan indah. Bahkan orang Korea yang pernah berkunjung ke
Indonesia ia akan berkata bahwa Indonesia seperti hamparan karpet hijau
karena banyak sekali hutan dan sawahnya. Apakah benar negaraku masih
banyak hutan dan sawahnya sementara yang sering saya dengar dan baca
adalah banyak sekali hutan-hutan yang telah beralih fungsi karena
pepohonan yang telah ditebang seenaknya. Dan mungkinkan
Indonesia adalah negara yang banyak sawahnya padahal beras saja kita
masih harus impor dari negara Vietnam. Semoga dan selamanya negara kita
mampu menjadi negara nomer satu yang banyak diminati para wisatawan
untuk mau berkunjung ketempat-tempat pariwisata di Indonesia dari sabang
sampai merauke.